SEJARAH GRUP KESENIAN TRADISIONAL MINANG “PAREWA LIMO SUKU”


1.      Latar Belakang
 Sebagai sebuah masyarakat kolektif, Minangkabau sangat dikenal dengan kebudayaanya yang berakar dari pola-pola tradisi dalam masyarakatnya. Hampir semua anggota masyarakat  Minangkabau mengenal tradisi yang disebar dan dipahami dalam setiap sisi kehidupan sehari-hari, meskipun pemahaman itu tidak begitu mendalam.
Kebudayaan Minangkabau diakui sebagai ekspresi masyarakatnya yang bersumber dari pemahaman tentang fenomena alam dan hubungan manusia dengan alam. Alam bagi orang Minangkabau adalah segala-galanya,  bukan saja tempat tinggal dan bernaung, akan tetapi lebih dalam dari itu yang merupakan sumber inspirasi dalam membuka cakrawala ekspresi yang mempunyai makna filosofi. Tanah, air, gunung, bukit, tumbuhan, binatang dan lainnya merupakan contoh alam yang tidak bisa dipisahkan dari unsur kehidupan. Seperti kata pepatah:
Panakiek pisau sirawik
Panabang batan lintabuang
Silodang ambiek ka niru
Satitiek jadikan lawik
Sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru
Berbekal pengenalan itu, maka kebudayaan Minagkabau sampai saat ini masih tetap bertahan, bahkan sudah menjadi acuan dalam bertingkah laku dan bersosialisasi dalam kehidupan sehari–hari. Keberadaan kebudayaan yang mentradisi itu memungkinkan untuk tetap bertahan bila antara masyarakat, pemerintah, dan budayawan serta unsur-unsur yang mempunyai andil untuk keberlangsungan kebudayaan tersebut terjalin hubungan yang baik dan harmonis dalam mengaplikasikan kebudayaan itu dalam kehidupan.
Hubungan yang demikian kemudian menjadi ide dasar dalam melahirkan sendi-sendi kearifan dan kebijakan yang menjadi tonggak serta sumber  ilmu dan pengetahuan terbesar. Hal yang penting dilakukan dalam masyarakat adalah perhatian dan kepedulian yang serius dari masyarakat pendukungnya, pemerintah, dan para budayawan untuk menata dan mengenalkan pola itu agar tetap terjaga keberadaanya.
  Banyak bentuk yang dapat dijadikan modal dalam penataan masyarakat tersebut, diantaranya adalah nilai-nilai kearifan lokal yang ada. Kearifan lokal tersebut sangat memungkinkan mempermudah komunikasi dan penyampaian informasi kepada masyarakatnya. Salah satu bentuk kebudayaan yang mengakomodasikan cara berkomunikasi dan informasi dapat dilakukan melalui seni pertunjukan seni tradisi Minangkabau seperti seni tari, seni musik, seni sastra ataupun pola-pola sosial yang hidup dalam masyarakat.
Grup ”Parewa Limo Suku”  merupakan salah satu grup kesenian tradisional Minangkabau yang mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian kesenian Minang, khususnya musik Minang yang belum tergali di masa lalu dan belum tergali di masa sekarang yang ada di Rimbo Tarok Kelurahan Gunuang Sariak Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.      Sejarah Ringkas kelompok kesenian tradisional Minangkabau grup ”Parewa Limo Suku”
3.  Dalam rangka era globalisasi dan pasar bebas seperti sekarang ini, kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan pariwisata sangat membutuhkan tenaga-tenaga terampil dan professional untuk menunjang kelangsungan pembangunan saat ini khususnya dalam dunia kepariwisataan.
4.  Sanggar  seni dan budaya  “Parewa Limo Suku” memiliki tujuan untuk menciptakan para pelaku pariwisata bergerak dalam bidang seni pertunjukan tradisional dapat menjadikan seseorang yang mampu terjun dalam dunia kepariwisataan, para pelaku pariwisata yang tergabung dalam Sanggar seni dan budaya yang mempunyai latar belakang pendidikan akademi seni musik dan budaya, serta berpengalaman dalam dunia pertunjukan secara berkualitas, professional yang eksis dalam bidang kesenian, selain itu juga memprodusi alat musik tradisional seperti: saluang, bansi, sarunai, gandang tansa, tempat/stand  talempong dan juga canang.
5. Dapat kita ketahui bersama bahwasannya dunia pariwisata sangatlah besar manfaatnya untuk menambah devisa dan menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan pembangunan di segala bidang.
      Eksistensi Komunitas Kelompok Kesenian Minang ”Parewa Limo Suku”. Yang di pada tanggal 4 April 2003 maka sejak itu pulalah komunitas ini beraktifitas secara rutin yang didukung oleh masyarakatnya. Kelompok Kesenian Minangkabau ini sudah melakukan  berbagai macam bentuk kegiatan seni seperti: pelatihan keterampilan seni Minangkabau di bidang seni musik ( gandang tambua, indang,) bidang  seni bela diri pencak silat, dabuih basi dan kaco ( debus besi dan kaca). Kegiatan tersebut diikuti oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa, bahakan orang tua, selain pelatihan Grup parewa limo suku juga melakukan aktifitas pertunjukan seperti pertunjukan-pertunjukan bersifat upacara adat batagak pangulu, pesta nikah, perayaan nagari, maupun permintaan dari unsur pemerintahan seperti (penyabutan tamu pemerintah, lomba dan festival,dan even dari komunitas independen) .
     Namun dalam perjalananya Kelompok Kesenian Minangkabau parewa limo suku mengalami kendala dalam melengkapi kebutuhan berkesenian, hal ini disebabkan dari
6.     SARANA dan PRASARANA
Untuk malakukan latihan dan pertunjukan, diperlukan sarana penunjang seperti lapangan latihan yang memadai, alat-alat kesenian yang layak, kostum pertunjukan yang bagus, properti yang lengkap, sound system dan lain-lain. Kelompok Kesenian Minangkabau ”Parewa Limo Suku” saat ini belum mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk menunjang aktifitas latihan. Peralatan yang  ada adalah peralatan yang sudah lama dan mengalami penurunan kualitas karena sudah tua dengan kondisi yang seadanya. Begitu juga dengan kostum biasanya grup mengandalkan jasa pertunjukan untuk menyewa pakaian. Untuk tempat latihan saat ini Kelompok kesenian Minangkabau ”Parewa Limo Suku” di halaman rumah kepunyaan ketua grup, yakni Irmun Krisman.
7.     TUJUAN
Kelompok kesenian tradisional minangkabau Grup “Parewa Limo Suku” mempunyai tujuan yang jelas untuk masyarakat diantataranya:
a.  Memperkenalakan seni tradisoinal Minangkabau yang ada di Rimbo Tarok, Kelurahan  Gunuang Sariak, Kecamatan Kuranji kepada generasi muda di lingkunganya
b.   Melestarikan kesenian tradisional Minangkabau yang ada di Rimbo Tarok, di tengah hiruk pikuknya arus globalisasi dan maraknya  industri musik non Minangkabau masuk ke ranah Minangkabau.
c.      Menunjang program pemerintah dalam mempertahankan kesenian daerah
d. Menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada generasi muda melalui musik, tari dan teater  Minangkabau ( Media Tradisional) yang ada.


Komentar